Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Widget HTML #1

Kelas Digital Marketing

BAHAGIA YANG BAGAIMANA?


Banyak orang, bahkan semua orang yang tinggal di bumi pertiwi ini menginginkan hidup yang bahagia. Dalam segala hal orang ingin bahagia. Di sini saya mempunyai pertanyaan dasar tentang “apa itu bahagia?”, dan apa yang sebenarnya atau hal apa yang membuat seseorang atau kita tidak merasakan kebahagiaan. 

Definis mengenai bahagia itu banyak versinya. Ada definisi bahagia ketika semua hal yang kita inginkan dapat diraih, atau setiap keinginan terpenuhi. Bahagia ketika mempunyai uang. Bahagia ketika bisa ke mana-mana sesuai dengan tujuan perjalanan. Bahagia ketika dapat melihat orang di sekitar senang. Banyak arti bahagia. Tapi, bagaimana jika semua itu tidak didapatkan? Apa kebahagiaan tidak dicapai? Atau bahagia hanya separuhnya? Lantas seutuhnya bahagia itu seperti apa? 

Di sisi lain terdapat orang atau sekelompok orang yang bahagia ketika pencapaiannya tercapai tapi mengakibatkan penderitaan bagi orang lain atau lingkungan sekitar. Semisal bahagia mendapatkan keuntungan bisnis yang banyak, tetapi mematikan pasar ekonomi orang lain. Jika dilihat dari istilah bahagia ketika setiap hal yang diinginkan tercapai, berarti bahagia tidak memandang orang-orang di sekitar atau lingkungan sekitar dalam kondisi yang aman dan turut bahagia. Semua penuh ke egoisan pribadi dan kelompok. Jika seperti itu lalu apa yang dinamakan ‘bahagia’? 

Banyak kalangan yang mendefinisikan bahagia, mulai dari anak kecil, remaja, dewasa, orang tua. Berbagai macam arti bahagia juga dijelaskan oleh orang-orang berpendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dll. Bahagia itu sesuai dengan kondisi dan taraf pemaknaan hidup. Ada orang bahagia dengan pendapatan 50% dari rata-rata pendapatan suatu lokasi di mana orang tersebut tinggal. Tapi bagi orang lain pendapatan 50% tersebut tidaklah membuatnya bahagia, karena ingin mendapatkan pendapatan 100%, bahkan ada yang 150% dan 200%. Apakah itu salah? Tidak, tapi juga kurang tepat. Karena segala hal harus disyukuri karena itu yang menjadi kunci utama kebahagiaan. Syukur. Ya, Syukur.

Istilah syukur merupakan bentuk rasa penerimaan segala hal yang kita dapatkan. Baik itu sedikit, sedang, banyak, atau berlimpah sekali. Setiap dari itu hari disyukuri dan dimaknai. Dengan pen-syukuran dan pemaknaan itu, pikiran, hati sirkulasi darah, pernafasan akan berjalan indah, dan normal karena tidak memacu bagian-bagian tubuh untuk bergejolak, dari situ kita dapat memaknainya dengan tenang, damai, dan penuh rasa aman untuk mendapatkan ‘bahagia’.

Dalam agama tertentu, agama yang rohmatan lil’alamin, bahagia merupakan kondisi penerimaan yang tinggi dari setiap hal yang didapatkan. Memastikan semua kondisi aman ketika setiap hal didapatkan. Hal ini menunjukkan suatu konteks di mana diri, orang lain, dan lingkungan sekitar harus juga merasakan setiap kebahagiaan itu. Semua menerima dengan pen-syukuran yang tinggi untuk dapat memaknai setiap hal, kondisi, kejadian yang dihadapi dan didapati. Semua kewajiban yang diembannya dapat terlaksana dengan baik dan optimal. Semua bagian akan bahagia.

Semua orang akan mendapatkan bahagia jika mengetahui setiap esensi dari yang didapatkan, dijalani, atau tidak didapatkan atau dijalani. Bahagia mengharuskan penysukuran setiap kondisi. Dari syukur itu bahagia akan didapatkan. Syukur dan kebahagiaan.

Posting Komentar untuk "BAHAGIA YANG BAGAIMANA?"

Kelas Digital Marketing
Kelas Digital Marketing